Jumat, 11 Desember 2015

anatomi ekstremitas atas (lengan) dan ekstremitas bawah (kaki)

anatomi ekstremitas atas (lengan) dan ekstremitas bawah (kaki)

ANATOMI FISIOLOGI PERSENDIAN - JOINT


 
Sendi

Artikulasi atau sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang-tulang ini dipadukan dengan berbagai cara, misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligament, tendon, fasia, atau otot. Sendi diklasifikasikan sesuai dengan strukturnya.

a. Sendi fibrosa (sinartrodial)

Merupakan sendi yang tidak dapat bergerak. Tulang-tulang dihubungkan oleh serat-serat kolagen yang kuat. Sendi ini biasanya terikat misalnya sutura tulang tengkorak.

 

b. Sendi kartilaginosa (amfiartrodial)

Permukaan tulang ditutupi oleh lapisan kartilago dan dihubungkan oleh jaringan fibrosa kuat yang tertanam kedalam kartilago misalnya antara korpus vertebra dan simfisis pubis. Sendi ini biasanya memungkinkan gerakan sedikit bebas.

c. Sendi synovial (diartrodial)

Sendi ini adalah jenis sendi yang paling umum. Sendi ini biasanya memungkinkan gerakan yang bebas (mis., lutut, bahu, siku, pergelangan tangan, dll.) tetapi beberapa sendi sinovial secara relatif tidak bergerak (mis., sendi sakroiliaka). Sendi ini dibungkus dalam kapsul fibrosa dibatasi dengan membran sinovial tipis. Membran ini mensekresi cairan sinovial ke dalam ruang sendi untuk melumasi sendi. Cairan sinovial normalnya bening, tidak membeku, dan tidak berwarna atau berwarna kekuningan. Jumlah yang ditemukan pada tiap-tiap sendi normal relatif kecil (1 sampai 3 ml). hitung sel darah putih pada cairan ini normalnya kurang dari 200 sel/ml dan terutama adalah sel-sel mononuclear. Cairan synovial juga bertindak sebagai sumber nutrisi bagi rawan sendi.

Permukaan tulang dilapisi dengan kartilago artikular halus dan keras dimana permukaan ini berhubungan dengan tulang lain. Pada beberapa sendi terdapat suatu sabit kartilago fibrosa yang sebagian memisahkan tulang-tulang sendi (mis., lutut, rahang)

Jenis sendi synovial :

a)      Sendi peluru, missal pada persendian panggul dan bahu, memungkinkan gerakan bebas penuh.

b)      Sendi engsel memungkinkan gerakan melipat hanya pada satu arah dan contohnya adalah siku dan lutut.

c)      Sendi pelana memungkinkan gerakan pada dua bidang yang saling tegak lurus. Sendi pada dasar ibu jari adalah sendi pelana dua sumbu.

d)      Sendi pivot contohnya adalah sendi antara radius dan ulna. Memungkinkan rotasi untuk melakukan aktivitas seperti memutar pegangan pintu.

e)      Sendi peluncur memungkinkan gerakan terbatas kesemua arah dan contohnya adalah sendi-sendi tulang karpalia di pergelangan tangan.

 

Anatomi Kepala Dada Abdomen

ANATOMI KEPALA, DADA, DAN ABDOMEN

 

 

KEPALA

i) tulang


1. Gubah tengkorak yang terdiri atas tulang-tulang seperti :
a. Os frontal (tulang dahi)
b. Os parietal (tulang ubun-ubun)
c. Os Occipital (tulang kepala bagian belakang)

2. Dasar tengkorak, yang terdiri dari tulang-tulang seperti :
a. Os Sfenoidalis (tulang baji), tulang yang terdapat ditengah-tengah dasar tengkorak dan berbentuk seperti kupu-kupu, dengan tiga pasang sayap.
b. Os Ethimoidalis (tulang tapis), terletak disebelah depan dari os sfenoidal diantara lekuk mata.
Selain kedua tulang tersebut diatas dasar tengkorak dibentuk pula oleh tulang-tulang lain seperti : tulang kepala belakang, tulang dahi dan tulang pelipis.

3. Samping tengkorak, dibentuk oleh tulang-tulang seperti :
a. Tulang pelipis ( os Temporal )
b. tulang dahi - frontal
c. Tulang ubun-ubun - parietale
d. Tulang baji  - spenoidale
skull - lateral
 
 
*Os. Cranium tersusun atas:
1 tulang dahi (os.frontale)
2 tulang ubun-ubun (os.parietale)
1 tulang kepala belakang (os.occipitale)
2 tulang baji (os.sphenoidale)
2 tulang pelipis (os.temporale)
2 tulang tapis (os.ethmoidale)
 

*Bagian muka/wajah (os.splanchocranium)
2 tulang rahang atas (os.maxilla)
2 tulang rahang bawah (os.mandibula)
2 tulang pipi (os.zygomaticum)
2 tulang langit-langit (os.pallatum)
2 tulang hidung (os.nasale)
2 tulang mata (os.laximale)
1 tulang lidah (os.hyoideum)
2 tulang air mata (os.lacrimale)
2 tulang rongga mata (os.orbitale)





4. Tengkorak wajah pada manusia bentuknya lebih kecil dari tengkorak otak.

Didalam tengkorak wajah terdapat rongga-rongga yang membentuk rongga mulut (cavum oris), dan rongga hidung (cavum nasi) dan rongga mata (orbita). Tengkorak wajah dibagi atas dua bagian:

Bagian hidung terdiri atas :
1) Os Lacrimal (tulang mata) letaknya disebelah kiri/kanan pangkal hidung di sudut mata.
2) Os Nasal (tulang hidung) yang membentuk batang hidung sebelah atas
3) Os Konka nasal (tulang karang hidung), letaknya di dalam rongga hidung danj bentuknya berlipat-lipat.
Septum nasi (sekat rongga hidung) adalah sambungan dari tulang tapis yang tegak.

Bagian rahang terdiri atas tulang-tulang seperti :
1) Os Maksilaris (tulang rahang atas)
2) Os Zigomaticum, tulangpipi yang terdiri dari dua tulang kiri dan kanan.
3) Os Palatum atau tulang langit-langit, terdiri dari dua dua bua tulang kiri dan kanan
4) Os Mandibularis atau tulang rahang bawah , terdiri dari dua bagian yaitu bagian kiri dan kanan yang kemudian bersatu di pertengahan dagu. Dibagian depan dari mandibula terdapat processus coracoid tempat melekatnya otot.

 

ii) Otot

 

 Otot bagian ini dibagi menjadi 5 bagian:1. Otot pundak kepala, funsinya sebagian kecil membentuk gales aponeurotika disebut juga muskulus oksipitifrontalis, dibagi menajdi 2 bagian:
a. Muskulus frontalis, funsinya mengerutkan dahi dan menarik dahi mata
b. Oksipitalis terletak di bagian belakang, fungsinya menarik kulit ke belakang

2. Otot wajah terbagi atas:
a. Otot mata (muskulus rektus okuli) dan otot bola mata sebanyak 4 buah
b. Muskulus oblikus okuli/otot bola mata sebanyak 2 buah, fungsinya memutar mata
c. Muskulus orbikularis okuli/otot lingkar mata terdapat di sekliling mata, funsinya sebagai penutup mata atau otot sfingter mata
d. Muskulus levator palpebra superior terdapat pada kelopak mata. Fungsinya menarik, mengangkat kelopak mata atas pada waktu membuka mata

3. Otot mulut bibir dan pipi, terbagi atas:
a. Muskulus triangularis dan muskulus orbikularis oris/otot sudut mulut, fungsinya menarik sudut mulut ke bawah
b. Muskulus quadratus labii superior, otot bibir atas mempunyai origo penggir lekuk mata menuju bibir atas dan hidung
c. Muskulus quadratus labii inferior, terdapat pada dagu merupakan kelanjutan pada otot leher. Fungsinya menarik bibir ke bawah atau membentuk mimik muka ke bawah
d. Muskulus buksinator, membentuk dinding samping rongga mulut. Origo pada taju mandibula dan insersi muskulus orbikularis oris. Fungsinya untuk menahan makanan waktu mengunyah.
e. Muskulus zigomatikus/otot pipi, fungsinya untuk mengangkat dagu mulut ke atas waktu senyum.

4. Otot pengunyah/otot yang bekerja waktu mengunyah, terbagi atas:
a. Muskulus maseter, fungsinya mengangkat rahang bawah pada waktu mulut terbuka
b. Muskulus temporalis fungsinya menarik rahang bawah ke atas dan ke belakang
c. Muskulus pterigoid internus dan eksternus, fungsinya menarik rahang bawah ke depan

5. Otot lidah sangat berguna dalam membantu pancaindra untuk mengunyah, terbagi atas:
a. Muskulus genioglosus, fungsinya mendorong lidah ke depan
b. Muskulus stiloglosus, fungsinya menarik lidah ke atas dan ke belakang

 
head muscle lateral view

 

*Otot Leher
1. Muskulus platisma, terdapat di samping leher menutupi sampai bagian dada. Fungsinya menekan mandibula, menarik bibir ke bawah dan mengerutkan kulit bibir.

2. Muskulus sternokleidomastoid di samping kiri kanan leher ada suatu tendo sangat kuat. Fungsinya menarik kepala ke samping, ke kiri, dan ke kanan, memutar kepala dan kalau keduanya bekerja sama merupakan fleksi kepala ke depan disamping itu sebagai alat bantu pernapasan..

3. Muskulus longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis. Ketiga otot ini terdapat di belakang leher, terbentang dari belakang kepala ke prosesus spinalis korakoid. Fungsinya untuk menarik kepala belakang dan menggelengkan kepala.

 

DADA

 

i) TULANG


OS STERNUM DAN OS COSTAE
pada dada manusia, terdapat 2 jenis tulang yaitu os costae atau tulang rususk dan os sternum atau tulang dada.

Sternum bone


os sternum atau tulang dada adalah tulang pipi yang bentuknya seperti perpanjangan huruf T kapital . Os sternum terdiri atas tiga bagian yaitu:
  1. manubrium
  2. corpus sternum
  3. processus xyphoideus
The sternum is located in the middle of the thorax, in between the two sets of ribs. Early on during development, the sternum is divided into 3 regions, each known as sternebra. The average length of the sternum is approximately 17 cm. The sternum connects to the ribs via cartilage. The primary function of the sternum is the protection of the heart, lungs, and blood vessels from physical damage. Most of the sternum is made up of vascular tissue, only a thin layer of bone covers the outside of this tissue.
 
 

 Rib bones or Os Costae


  •  The body consists of 24 ribs, 2 sets of 12 ribs on each side of the thorax.
  • Collectively, these long curved bones make up a structure known as the ribcage that surround the entire chest.
  • Like the sternum, the ribcage functions in protecting the vital organs and blood vessels.
Furthermore, the ribcage expands and contracts along with the lungs to allow for efficient breathing.
In the ribcage, the first 7 ribs are known as “true ribs.”
  • These bones are connected directly to the sternum via a specific type of cartilage known as costal cartilage.
  • The cartilage allows for the ribs to move and adds to the elasticity of the entire rib cage.
The other 3 ribs are known as “false ribs.” and 2 floating ribs
  • 3 ribs connect to the sternum via cartilage.
  • The other 2 however have no connection to the sternum and only connect to the vertebrate. As a result, these 2 ribs (the 11th and 12th ribs) are known as floating ribs or vertebral ribs.

ii) OTOT
 

Otot dada :
Pectoralis Major Muscle
Pectoralis Minor Muscle
  • M.sub klavikula

  • M.seratus anterior (superior - inferior)
Serratus Anterior

  • M.interkostalis
eksterior (Red) - Interior (Blue)

  • M.diafragmatikus

ANATOMI FISIOLOGI SKELETAL [RANGKA] - 1

ANATOMI FISIOLOGI SKELETAL [RANGKA]

Secara umum, membahas mengenai ilmu tulang…

 
 
gambar rangka
 
 

FUNGSI TULANG

1.      SUPPORT - PENYOKONG
·         Tulang yang menunjang ekstremitas bawah : cingulum pelvicum, columna vertebralis
·         Penunjang gigi, yaitu mandibular
·         Secara umum, tulang menunjang organ lain dan jaringan (otot)
2.      PROTECTION - PERLINDUNGAN
·         Cranium melindungi otak
·         Costae dan sternum melindungi paru-paru dan jantung
·         Vertebrae melindungi corda spinalis (31 sistem saraf pusat)
3.      MOVEMENT
4.      MENYIMPAN MINERAL DAN ADIPOSE
·         Ion Calcium 99% terdapat pada tulang
·         85% Phosphate
·         Jaringan adipose terdapat pada cavum medullare (pada tulang tertentu), yaitu pada yellow marrow (sum-sum kuning)
5.      HEMATOPOIESIS
·         Terjadi proses pembentukan sel-sel darah pada cavum medullare, yaitu red marrow (sum-sum merah)

 
 

KLASIFIKASI TULANG

i) BERDASARKAN LETAK


axial (putih) appendikular (biru)
 
1.      TULANG AXIAL (warna putih)
·         Membentuk sumbu panjang pada tubuh, terdiri atas cranium, vertebrae, costae, dan sternum
·         Berfungsi sebagai penyokong dan pelindung
2.      TULANG APPENDICULAR (warna biru)
·         Merupakan tulang ekstremitas superior (atas) dan inferior (bawah) beserta cingulum (cingulum pectoral dan pelvis)
·         Berfungsi sebagai alat gerak dan perlidungan

 

ii) BERDASARKAN STRUKTUR

tulang pipa
·         Cartilage: banyak tersusun atas perikondrium, sehingga bersifat lentur. Kartilago tersusun atas 3 macam, yaitu:
o    Fibrous cartilage: berfungsi menahan kompresi, mencegah kontak tulang antar tulang, dan memiliki pergerakan yang terbatas. Dapat ditemukan dalam sendi lutut, antara tulang pubic dan tulang panggul, dan antar diskus vertebrae.
o   Hyaline cartilage: tulang rawan yang paling umum. Tipe ini kaku tetapi agak fleksibel. Dapat ditemukan pada lapisan articular tulang (tempat bertemunya tulang dengan sendi atau ujung tulang), penghubung antar costae dan sternum, pada septup nasal (batang hidup), trachea, dan bronchi.
o   Elastic cartilage: tahan terhadap distorsi tanpa rusak dan dapat kembali ke bentuk semula. Dapat ditemukan pada daun telinga (auricle) dan epiglottis
·         Ossea: lapisan tulang keras, tersusun atas 4 macam lapisan, yaitu:
o   Periosteum: lapisan terluar tulang keras terdapat osteoprogenitor, osteoblast. Lapisan ini memberi nutrisi pada tulang dan memungkinkan pertumbuhan.
o   Endosteum: lapisan dalam tulang keras, terdapat osteoblast dan osteoclast
o   Substansia compacta atau tulang compact
o   Substansia spongiosa atau tulang spongi
 
Catatan:
·         Osteoblast (pertumbuhan sel-sel tulang)
·         Osteoclast (penghancuran sel-sel tulang)
·         Jumlah keduanya harus seimbang agar Homeostatis
·         Jika terjadi fracture atau patah tulang, maka jumlah osteoblast meningkat.

iii) BERDASARKAN BENTUK

TULANG PANJANG – OS LONGUM

 

·         Banyak terdapat pada appendicular skeletal
·         Tulang panjang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
o   Epiphysis: lempeng epifisis adalah daerah pertumbuhan longitudinal pada daerah ujung tulang panjang. Dibagi menjadi dua, epifisis proximal dan epifisis distal. Banyak terdapat substansia spongiosa. Terdapat red marrow yang berfungsi dalam hematopoetic
o   Diaphysis: bagian tengah tulang berbentuk silinder. Terdari substansia compacta yang memiliki kekuatan besar. Terdapat yellow marrow untuk menyimpan sel adipose. Terdapat juga foramen nutrient yaitu canalis nutriens
o   Metaphysis: daerah pertemuan antara epifisis dan diafisis disebut juga epiphyseal plate cartilage

TULANG PENDEK – OS BREVE

tulang pendek pada telapak kaiki dan tangan

Terdapat pada pergelangan tangan dan kaki (os carpale) dengan bentuk cuboid. Susunan terluar atau eksterior tulang: substansia compacta dan susunan dalam atau interior: substansia spongiosa.


TULANG PIPIH – OS PLANUM

·         penyusun substansia compacta << substansia spongiosa
·         contoh: os scapulae (tulang belikat), sternum, cranium

TULANG TAK TERATURAN – OS IRREGULARE

·         bentuk tulang tidak beraturan
·         contoh pada os vertebrae, coxae, sphenoidale, ethmoidale.
 

 

KOMPOSISI TULANG

·         Terdapat air (50%) dan Padatan (50%)
·         Padatan terdiri atas material organic (31%) dan material Inorganik (69%)
o   Organic: terdapat serabut kolagen dan materi organic lain yang disekresi oleh osteoblast. Sifat material ini flexible terhadap stretching dan twisting sehingga tulang ini tidak rigid (kaku)
o   Inorganic: terutama kandungan calsium fosfat dan calsium hydroxide. Sifat material ini menghasilkan tulang yang keras dan tahan tekanan
·         Perbandingan komposisi O* : I* pada anak = 1 : 1
·         Pada dewasa O* : I* = 3 : 7
·         Pada usia lanjut O* : I* = 1 : 4
 
Catatan O* = organic, I* = inorganic 

 

 

PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN TULANG

Perkembangan dan pertumbuhan pada tulang panjang tipikal :
  • Tulang didahului oleh model kartilago.
  • Kolar periosteal dari tulang baru timbul mengelilingi model korpus. Kartilago dalam korpus ini mengalami kalsifikasi. Sel-sel kartilago mati dan meninggalkan ruang-ruang.
  • Substansia spongiosa dari kartilago yang berdegenerasi dimasukan oleh sel-sel pembentuk tulang (osteoblast), oleh pembuluh darah, dan oleh sel-sel pengikis tulang (osteoklast). Tulang berada dalam lapisan tak teratur dalam bentuk kartilago.
  • Proses osifikasi meluas sepanjang korpus dan juga mulai memisah pada epifisis yang menghasilkan tiga pusat osifikasi.
  • Pertumbuhan memanjang tulang terjadi pada metafisis, lembaran kartilago yang sehat dan hidup antara pusat osifikasi. Pada metafisis sel-sel kartilago memisah secara vertical. Pada awalnya setiap sel meghasilkan kartilago sehat dan meluas mendorong sel-sel yang lebih tua. Kemudian sel-sel mati. Kemudian semua ruang membesar untuk membentuk lorong-lorong vertical dalm kartilago yang mengalami degenerasi. Ruang-ruang ini diisi oleh sel-sel pembentuk tulang.
  • Pertumbuhan memanjang berhenti pada masa dewasa ketika epifisis berfusi dengan korpus.
Catatan: pada perpanjangan tulang, terjadi pada epiphyseal plate (atau metaphysis), pada daerah ini kartilago aktif membelah sehingga disebut zona proliferasi. Setelah kartilago berhenti membelah maka terjadi proses penulangan atau kalsifikasi, yaitu suatu proses dimana tulang menjadi semakin kuat. Proses pemanjangan tulang mulai berhenti sekitar usia 18 s/d 25 tahun, karena dipegaruhi oleh kerja hormone androgen (testosterone dan progesterone).

 


FAKTOR PERTUMBUHAN TULANG 

Pertumbuhan dan metabolisme tulang dipengaruhi oleh mineral dan hormone sebagai berikut :
1.      Kalsium dan posfor, tulang mengandung 99% kalsium tubuh dan 90% posfor. Konsentrasi kalsium dan posfor dipelihara dalam hubungan terbalik. Sebagai contoh, apabila kadar kalsium tubuh meningkat maka kadar posfor akan berkurang.
2.      Kelenjar Tiroid, terdapat dua hormone yang berkaitan erat dengan tumbuh kembang, yaitu:
a.      Thyrosin: mempercepat sistesa protein dan meningkatkan energy
b.      Calcitonin: mengurangi reabsorsi Ca dari tulang
3.      Vitamin D, penurunan vitamin D dalam tubuh dapat menyebabkan osteomalacia pada usia dewasa.
4.      Hormon paratiroid (PTH), saat kadar kalsium dalam serum menurun, sekresi hormone paratiroid akan meningkat dan menstimulasi tulang untuk meningkatkan aktivitas osteoplastic dan menyalurkan kalsium kedalam darah. (meningkatkan reabsorbsi Ca dari tulang.
5.      Growth hormone (hormone pertumbuhan), bertanggung jawab dalam peningkatan panjang tulang dan penentuan jumlah matrik tulang yang dibentuk pada masa sebelum pubertas.
6.      Glukokortikoid, pada kelenjar adrenal glukokortikoid mengatur metabolisme protein.
7.      Sex hormone, estrogen menstimulasi aktivitas osteobalstik dan menghambat peran hormone paratiroid. Ketika kadar estrogen menurun seperti pada saat menopause, wanita sangat rentan terhadap menurunnya kadar estrogen dengan konsekuensi langsung terhadap kehilangan masa tulang (osteoporosis). Androgen, seperti testosteron, meningkatkan anabolisme dan meningkatkan masa tulang.
 

PROSES PENUAAN

·         Osteoporosis:

Terjadi karena demineralisasi atau proses kehilangan mineral.

Pada wanita terjadi rentang usia 40-45 tahun karena turunnya kadar estrogen; cepat

Pada pri baru dimulai sekitar usia 60 tahun, bertahap

·         Penurunan sintesa protein:

Terjadi karena penurunan produksi hormone pertumbuhan

Produksi kolagen juga menurun, sehingga sifat tulang menjadi lebih keras tetapi mudah fraktur